Bersitegang dengan China, AS-Filipina Gelar Latihan Perang

Bersitegang dengan China – Ketegangan di kawasan Asia Tenggara kembali memanas. Kali ini bukan sekadar saling sindir diplomatis, tapi berwujud kekuatan militer yang unjuk gigi. Amerika Serikat dan Filipina secara terang-terangan menggelar latihan perang gabungan di Laut China Selatan. Lokasi yang bukan sembarangan: wilayah yang di klaim tumpang tindih oleh China dan beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Filipina sendiri.

Latihan perang ini bukan sebatas simbolik. Dengan mengerahkan ribuan tentara, puluhan kapal tempur, hingga jet-jet tempur canggih, AS dan Filipina seperti ingin mengirim pesan yang sangat jelas: mereka siap menghadapi kemungkinan terburuk, bahkan jika itu berarti bentrok dengan raksasa Asia, China.

Tajamnya Sinyal Politik dari Washington dan Manila

Kegiatan yang di beri nama Balikatan 2025 ini berlangsung lebih agresif di banding tahun-tahun sebelumnya. Tak tanggung-tanggung, lebih dari 17.000 personel militer di kerahkan—angka yang mencerminkan betapa seriusnya kedua negara mempersiapkan diri. Bahkan, latihan ini melibatkan simulasi penembakan rudal jarak jauh dan penguasaan pulau-pulau strategis yang secara geografis sangat dekat dengan zona sensitif China.

Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr., yang awalnya banyak di kritik karena di anggap terlalu lunak terhadap China, kini menunjukkan wajah yang sangat berbeda. Dalam pidatonya saat membuka latihan militer tersebut, ia menegaskan bahwa Filipina tak akan membiarkan satu inci pun wilayahnya di ganggu, dan sekutunya akan berdiri bersama untuk menjaga kedaulatan tersebut.

Sementara itu, Amerika Serikat memanfaatkan momen ini untuk kembali mengukuhkan pengaruhnya di kawasan yang semakin di kuasai oleh investasi dan pengaruh politik China. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin bahkan mengunjungi langsung lokasi latihan, menegaskan komitmen situs slot resmi terhadap Perjanjian Pertahanan Bersama (Mutual Defense Treaty) yang sudah diteken sejak 1951.

Respons China: Geram, Tapi Terkunci

Di pihak lain, China tentu tidak tinggal diam. Beijing mengecam keras latihan ini sebagai bentuk provokasi militer yang membahayakan stabilitas regional. Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri China menuding AS sengaja memanfaatkan Filipina sebagai pion dalam permainan geopolitik untuk menekan China dari sisi selatan.

Namun, retorika keras itu belum di sertai dengan manuver besar. Beijing masih mengandalkan kehadiran armada penjaga pantai dan kapal sipil bersenjata di wilayah sengketa. Beberapa sumber menyebutkan bahwa drone-drone pengintai China mulai bermanuver dekat wilayah latihan militer, tapi belum ada konfrontasi langsung.

Ironisnya, meski China tampak geram, posisinya tidak semudah dulu. Ketegangan internal di dalam negeri, tekanan ekonomi global, dan konflik yang masih berlangsung di kawasan lain membuat Beijing berpikir dua kali untuk menambah musuh. Tapi jika tekanan dari AS dan sekutunya semakin tajam, tak menutup kemungkinan konflik terbuka bisa meledak.

Pusaran Kepentingan yang Mengancam Stabilitas Kawasan

Laut China Selatan kini bukan hanya soal batas teritorial, tapi juga soal harga diri negara. Bagi Filipina, ini tentang martabat dan hak atas wilayahnya. Bagi Amerika, ini soal menjaga dominasi di Indo-Pasifik. Dan bagi China, ini adalah arena pembuktian bahwa mereka tak bisa lagi di paksa mundur oleh kekuatan asing.

Latihan militer AS-Filipina ini hanya satu babak dari drama besar yang sedang berlangsung. Negara-negara ASEAN kini berada di posisi sulit: di satu sisi tak ingin memancing konflik terbuka, tapi di sisi lain tak bisa terus membiarkan China mengklaim laut yang bukan sepenuhnya miliknya.

Beberapa negara seperti Vietnam dan Malaysia memilih diam, tapi mata mereka tak pernah lepas dari manuver Manila dan Washington. Sementara itu, Jepang dan Australia diam-diam menyatakan dukungan penuh terhadap latihan ini, semakin mempertegas bahwa poros anti-China sedang di konsolidasikan di kawasan Asia-Pasifik.

Dunia menahan napas. Laut yang dulunya tenang kini berubah menjadi panggung adu kekuatan. Dan satu tembakan saja bisa menjadi awal dari sesuatu yang lebih besar dan lebih membahayakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *